Keutamaan Memperindah Bacaan Al-Qur'an
Pada zamannya,
Rasulullah SAW adalah seorang qari’ yang membaca Al Quran dengan suara indah
dan merdu. Beliau memang tidak bisa baca, dan tulis, dan langsung belajar
Al Quran secara talaqqi dari Malaikat Jibril. Abdullah bin Mughaffal
pernah mengilustrsikan suara Rasulullah dengan terperanjatnya unta yang
ditunggangi Nabi ketika Nabi melantunkan suroh Al Fath. Pantaslah ketika dahulu
para sahabat berjamaah dengan Rasul, ayat-ayat yang panjang tidak menyurutkan
mereka untuk tetap setia mengisi shaf yang ada.
Para sahabat juga
memiliki minat yang besar terhadap ilmu nagham ini. Sejarah mencatat sejumlah
sahabat yang berpredikat sebagai qari’, diantaranya adalah : Abdullah Ibnu
Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari. Pada periode tabi’in, tercatat Umar bin Abdul
Aziz dan Safir Al Lusi sebagai qari’ kenamaan. Sedangkan periode tabi’ tabi’in
dikenal nama Abdullah bin Ali bin Abdillah Al Baghdadi dan Khalid bin Usman bin
Abdurrahman.
Sahabat, masih
ingatkah dengan kisah keislaman Umar bin Khattab? Umar bin khattab masuk
islam karena jatuh cinta dengan ketinggian dan keindahasan bahasa al qur an,
Abu sofyan dan abu jahal yang sebegitu membenci umat islam sering secara diam
diam mendengarkan lantunan al quran yang dibaca oleh Rasulullah. Tahukah kita
bahwa betapa banyak orang orang non muslim yang menjadi muallaf karena senang
mendengar adzan. Lalu kenapa kita tidak menggunakan bahasa surga ini untuk
menggugah kesadaran orang lain dari alam bawah sadar mereka?
Berikut adalah
beberapa hadist keutamaan memperindah bacaan Al Quran. Semoga makin memberikan
kita semangat untuk memperindah bacaan kita. Dimulai dari dasar, belajar ilmu
tajwid sembari memperlancar, kemudian memperindahnya.
1. “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara bagus
itu akan menambahkan keindahan bagi Al-Qur’an.” (HR. Imam Hakim)
2. Dari Abu Lubabah yaitu Basyir Ibn Abdul Mundzir ra. bahwa Nabi
saw. bersabda: ‘Barangsiapa tidak melagukan al-Quran, maka ia
tidak termasuk golongan kami.’
(HR Abu Daud dengan
sanad yang baik)Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan
suaranya ketika membaca al-Quran . Hadis sahih, diriwayatkan oleh Abu
Daud, hadis no. 1258.
3. Dari Abu Hurairah ra. yang berkata: Aku mendengar Rasulullah
saw. bersabda: ‘Allah tidak pernah mengizinkan sesuatu seperti
mengizinkan seorang Nabi yang memiliki suara yang indah untuk melagukan
al-Qur’an dan mengeraskan suaranya.’ (Muttafaq ‘alaih)
Dikatakan oleh para
alim ulama: Bahwa sabda Nabi saw. : Yajharu bihi artinya: Memperkeraskan suara
dalam membaca al-Quran ini adalah sebagai penjelasan dari bersabda : ‘yataghanna
yakni bertaghanni dari kata ghina’.’ Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini
sebagai tanda keredhaan dan diterima.Hadis
sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4635, 4636, 6928, 6973 dan 6989;
Muslim, hadis no. 1318 – 1320; Abu Daud, hadis no. 1259; al-Nasa’i, hadis no.
1007 dan 1008; Ahmad, hadis no. 7346, 7498 dan 9429; al-Darimi, hadis no. 3354,
3355 dan 3361.
4. “Sungguh Allah Swt. lebih serius mendengarkan seorang
pembaca al-Qur’an dengan suara merdu daripada seorang pemilik biduan perempuan
mendengar nyanyian biduannya.” (H.R. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban dan Imam Hakim dari Fudhalah bin Ubaid).
5. Dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash ra. dari Nabi Muhammad saw.
beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al
Qur’an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah
urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca.”(Riwayat
Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)
6. Dari Ibnu Mas’ud ra. bahwasanya Nabi Muhammad saw. bersabda, “Yang
paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih
membaca Al Qur’an.(Riwayat Muslim)
sumber: Ayo Belajar Mengaji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar