Sabtu, 28 Juni 2014

Membaca Ayat Suci Al-Qur'an

Keutamaan Memperindah Bacaan Al-Qur'an

 Pada zamannya, Rasulullah SAW adalah seorang qari’ yang membaca Al Quran dengan suara indah dan merdu. Beliau memang tidak bisa baca, dan tulis, dan langsung belajar Al Quran secara talaqqi dari Malaikat Jibril. Abdullah bin Mughaffal pernah mengilustrsikan suara Rasulullah dengan terperanjatnya unta yang ditunggangi Nabi ketika Nabi melantunkan suroh Al Fath. Pantaslah ketika dahulu para sahabat berjamaah dengan Rasul, ayat-ayat yang panjang tidak menyurutkan mereka untuk tetap setia mengisi shaf yang ada.

Para sahabat juga memiliki minat yang besar terhadap ilmu nagham ini. Sejarah mencatat sejumlah sahabat yang berpredikat sebagai qari’, diantaranya adalah : Abdullah Ibnu Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari. Pada periode tabi’in, tercatat Umar bin Abdul Aziz dan Safir Al Lusi sebagai qari’ kenamaan. Sedangkan periode tabi’ tabi’in dikenal nama Abdullah bin Ali bin Abdillah Al Baghdadi dan Khalid bin Usman bin Abdurrahman.

Sahabat, masih ingatkah dengan kisah keislaman Umar bin Khattab? Umar bin khattab masuk islam karena jatuh cinta dengan ketinggian dan keindahasan bahasa al qur an, Abu sofyan dan abu jahal yang sebegitu membenci umat islam sering secara diam diam mendengarkan lantunan al quran yang dibaca oleh Rasulullah. Tahukah kita bahwa betapa banyak orang orang non muslim yang menjadi muallaf karena senang mendengar adzan. Lalu kenapa kita tidak menggunakan bahasa surga ini untuk menggugah kesadaran orang lain dari alam bawah sadar mereka?

Berikut adalah beberapa hadist keutamaan memperindah bacaan Al Quran. Semoga makin memberikan kita semangat untuk memperindah bacaan kita. Dimulai dari dasar, belajar ilmu tajwid sembari memperlancar, kemudian memperindahnya.

1. “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara bagus itu akan menambahkan keindahan bagi Al-Qur’an.” (HR. Imam Hakim)

2. Dari Abu Lubabah yaitu Basyir Ibn Abdul Mundzir ra. bahwa Nabi saw. bersabda: ‘Barangsiapa tidak melagukan al-Quran, maka ia tidak termasuk golongan kami.

(HR Abu Daud dengan sanad yang baik)Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika membaca al-Quran . Hadis sahih, diriwayatkan oleh Abu Daud, hadis no. 1258.

3. Dari Abu Hurairah ra. yang berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Allah tidak pernah mengizinkan sesuatu seperti mengizinkan seorang Nabi yang memiliki suara yang indah untuk melagukan al-Qur’an dan mengeraskan suaranya.’ (Muttafaq ‘alaih)

Dikatakan oleh para alim ulama: Bahwa sabda Nabi saw. : Yajharu bihi artinya: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran ini adalah sebagai penjelasan dari bersabda : ‘yataghanna yakni bertaghanni dari kata ghina’.’ Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keredhaan dan diterima.Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 4635, 4636, 6928, 6973 dan 6989; Muslim, hadis no. 1318 – 1320; Abu Daud, hadis no. 1259; al-Nasa’i, hadis no. 1007 dan 1008; Ahmad, hadis no. 7346, 7498 dan 9429; al-Darimi, hadis no. 3354, 3355 dan 3361.

4. “Sungguh Allah Swt. lebih serius mendengarkan seorang pembaca al-Qur’an dengan suara merdu daripada seorang pemilik biduan perempuan mendengar nyanyian biduannya.” (H.R. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Imam Hakim dari Fudhalah bin Ubaid).

5. Dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash ra. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada orang  yang membaca Al Qur’an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca.”(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)

6. Dari Ibnu Mas’ud ra. bahwasanya Nabi Muhammad saw. bersabda, “Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Qur’an.(Riwayat Muslim)

sumber: Ayo Belajar Mengaji
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar